Unima (Union Internationale de la Marionnette) Indonesia memeringati ‘Hari Wayang Dunia’ yang digelar di Anjungan Jawa Tengah, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, belum lama ini. Peringatan ini terseleggara atas kerjasa sama antara Unima Indonesia dengan Anjungan Jawa Tengah dan Paguyuban Jawa Tengah TMII.
Peringatan yang dimeriahkan dengan pergelaran “Wayang Potehi” (Rumah Cinta Wayang), pertunjukan Boneka Kayu (Samosir “Sigale-gale”) dan pergelaran Wayang Kulit lakon “Kikis Tunggarana” (Ki Sutrisno SH) tersebut juga dihadiri oleh Dadi Pudumjee (Presiden UNIMA Internasional), Karren Smith (dari Australia/Sekretaris Jenderal UNIMA Internasional), dan Runjena Panday (dari India).
Presiden Unima Indonesia, Drs. TA. Samodra Sriwidjaja mengatakan peringatan Hari Wayang ini adalah tindak lanjut dari pengakuan UNESCO bahwa wayang Indonesia sebagai ‘A Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity’.
“Acara ini merupakan tahapan menjelang Indonesia menjadi Tuan Rumah Kongres Internasional dan Festival Wayang Dunia di Gianyar Bali pada bulan April 2020 yang akan dihadiri oleh 90 negara anggota Unima Internasional,” jelasnya lebih lanjut.
Sementara itu, misi Unima adalah mempromosikan perdamaian dan saling penegertian dari hak-hak dasar kemanusiaan sebagaimana tercantum dalam Deklarasi PBB tentang hak-hak asasi manusia yang diproklamirkan pada tanggal 10 Desember 1948.
Dewasa ini tercatat ada 90 negara anggota Unima yang meliputi 5 benua, mereka saling komunikasi dan bekerjasama guna mengembangkan wayang.
Pembentukan Unima Indonesia diawali pertemuan antara para pimpinan organisasi wayang Indonesia seperti Senawangi dan Pepadi, pada tanggal 15 Desember 2009 yang kemudian menandatangani nota kesepakatan dengan Presiden Unima Internasional di kantor Senawangi.
Pada 15 Desember 2009, deklarasi pendirian Unima Indonesia dibacakan di depan Wapres Budiono di Istana Wapres dan disaksikan kalangan Korps Diplomatik, Wamenlu RI, para pemerhati wayang, dan para wartawan. (p/ab)